JURNAL PENYESUAIAN
Ayat Jurnal Penyesuaian atau yang
biasa disingkat dengan AJP adalah jurnal yang dibuat pada akhir periode yang
mana bertujuan untuk menyesuaikan saldo – saldo perkiraan/ akun – akun baik itu
akun riil (harta, kewajiban, modal) maupun akun nominal (pendapatan dan beban)
agar kiranya menunjukkan keadaan yang sebenarnya. Ayat jurnal penyesuaian
dibuat sebelum membuat kertas kerja (worksheet) dan juga Laporan
Keuangan.
Tujuan dari proses penyesuaian adalah :
· Untuk mengukur
keuntungan usaha secara tepat.
· Agar setiap
rekening riil, khususnya rekening-rekening aktiva dan utang menunjukkan jumlah
yang sebenarnya pada akhir periode.
·
Agar setiap
rekening nominal (biaya dan penghasilan) menunjukkan biaya dan penghasilan
yang diakui dalam suatu periode.
·
Untuk mempermudah menyusun neraca
saldo debit dan kredit buku besar.
·
Untuk merekap saldo akun-akun buku
besar.
·
Untuk menentukan saldo akun-akun
buku besar yang sesuai dengan realita.
·
Untuk mempermudah penyusunan laporan
keuangan.
·
Untuk mempermudah penyusunan kertas
kerja.
Jenis-Jenis Ayat Jurnal Penyesuaian
Ayat-ayat
jurnal penyesuaian ini dibuat oleh oleh subsistem akuntansi, yaitu setelah
neraca saldo disusun. Ada lima jenis ayat jurnal penyesuaian :
1. Ayat jurnal accruals
Menyatakan peristiwa yang telah
terjadi, tetapi penerimaan atau pengeluaran kasnya belum
dilaksanakan.
2. Ayat jurnal defferals
Menyatakan adanya penerimaan atau pengeluaran
kas sebelum terjadinya peristiwa atau
transaksi yang terkait.
3. Ayat jurnal estimasi
Perhitungan bagian tahun
bersangkutan dari suatu biaya yang mencakup beberapa periode ke
depan.
4. Ayat jurnal revaluasi
Menyatakan selisih antara nilai buku
dan nilai sesungguhnya dari suatu aktiva atau perubahan
dalam prinsip akuntansi.
5. Ayat jurnal koreksi
Memperbaiki dampak
kesalahan-kesalahan yang ditemukan dalam buku besar.
PENYEBAB ADANYA JURNAL PENYESUAIAN
Penyebab
adanya pencatatan Ayat Jurnal penyesuian :
1. Peristiwa yang tidak tercatat setiap
hari karena tidak efisien untuk melakukannya.
2. Biaya yang tidak tercatat selama
periode akuntansi karena mereka berakhir dengan berlalunya waktu sebagai akibat
dari transaksi harian
3. Item yang mungkin tidak atau belum
tercatat.
4. Suatu kondisi transaksi yang
sudah terjadi, tetapi belum dilakukan pencatatan pada rekening yang
bersangkutan.
5. Kondisi yang rekeningnya sudah
dicatat, tetapi kondisi saldo rekeningnya perlu dikoreksi, sehingga akan
mencerminkan nilai yang sebenarnya.
Pencatatan jurnal penyesuaian dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
- Deferal :
Penangguhan pengakuan pendapatan dan beban yang dicatat dalam akun.
- Akrual
: Pengakuan atas pendapatan dan beban yang belum dicatat dalam akun.
Jurnal penyesuaian disusun
berdasarkan data dari neraca saldo dan data penyesuaian akhir periode. Tidak
semua akun-akun yang ada di neraca saldo dibuatkan jurnal penyesuaian,
akun-akun yang perlu dibuatkan jurnal penyesuaian adalah :
Ngo
|
Macam
Penyesuaian
|
Jurnal
Penyesuaian
|
1
|
Pemakaian perlengkapan
|
Beban Perlengkapan
Perlengkapan
|
2
|
Piutang pendapatan/pendapatan yang
masih harus diterima
|
Piutang……
Pendapatan……
|
k3
|
Hutang beban/beban yang masih
harus dibayar
|
Beban……
Hutang……
|
4
|
Hutang pendapatan/pendapatan
diterima dimuka
a. Dicatat
sebagai pendapatan diterima dimuka (hutang/neraca)
b. Dicatat sebagai
pendapatan….. (laba rugi)
|
……diterima dimuka
Pendapatan……
Pendapatan……
……diterima dimuka
|
5
|
Beban dibayar dimuka
a. Dicatat
sebagai hutang/pendekatan Neraca
b. Dicatat sebagai
beban/pendekatan laba rugi
|
Beban……
……dibayar dimuka
……dibayar dimuka
Beban……
|
6j
|
Kerugian piutang/piutang yang tak
tertagih
|
Beban Kerugian Piutang
Cadangan Kerugian Piutang
|
7
|
Penyusutan aktiva tetap
|
Beban Penyusutan……
Akumulasi Penyusutan……
|
8
|
Persediaan barang dagangan
a. Pendekatan
Ikhtisar Laba Rugi
b. Pendekatan Harga
Pokok Penjualan
|
Ikhtisar L/R
Persediaan Barang Dagang (awal)
Persediaan Barang Dagang (akhir)
Ikhtisar L/R
Harga Pokok Penjualan
Persediaan Barang Dagang (awal)
Pembelian
Beban Angkut Pembelian
Persediaan Barang Dagang (akhir)
Retur Pembelian
Potongan Pembelian
Harga Pokok Penjualan
|
Penjurnalan dari transaksi-transaksi tersebut sama
seperti pada perusahaan jasa, kecuali untuk persediaan barang dagang. Jika
perusahaan menggunakan sistem pencatatan persediaan secara perpetual, maka
persediaan pada akhir periode sudah menunjukkan saldo yang sebenarnya sehingga
tidak diperlukan penyesuaian terhadap persediaan. Akan tetapi jika perusahaan
menggunakan sistem pencatatan persediaan secara fisik, maka pada akhir periode
harus membuat penyesuaian untuk saldo persediaan dan melakukan stock opname,
karena pada akhir periode saldo persediaan belum menunjukkan jumlah yang
sebenarnya. Penyesuaian terhadap persediaan barang dagang ini dilakukan
sehubungan dengan penentuan harga pokok penjualan.
Pencatatan jurnal penyesuaian pada
perusahaan jasa dan perusahaan dagang, pada dasarnya sama, tetapi pada
perusahaan dagang, terdapat 8 akun lagi yang perlu disesuaikan dan kedelapan
akun ini tidak ada pada perusahaan jasa. Kedelapan akun tersebut adalah sebagai
berikut.
- Persediaan Barang Dagangan.
Yaitu Persediaan
barang yang dibeli untuk dijual kembali. Dari dua metode pencatatan barang
dagangan yaitu Metode Fisik(Periodik) dan Metode Perpetual (Terus
Menerus).Hanya Metode Fisik yang memerlukan Penyesuaian karena metode ini
melakukan perhitungan persediaan akhir pada akhir periode atau secara berkala.
Sedangkan
Metode Perpetual,apabila terjadi perubahan persediaaan (seperti:
pembelian,penjualan,pengembalian) maka langsung dicatat di buku pembantu
Persediaan Barang Dagangan. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa dalam metode
perpetual ada dibuat penyesuaian,apabila terjadi kerusakan terhadap persediaan
yang terjadi pada akhir periode setelah
dilakukan perhitungan Fisik.
Ayat Jurnal
penyesuaian untuk persediaan barang dagangan dapat menggunakan 2 cara:
a.
Menggunakan Perkiraan Ikhtisar R/L
· AJPnya pada
Awal Periode:
|
Ikhtisar R/L
Persediaan Barang Dagangan
|
|
xxx
-
|
-
Xxx
|
· AJPnya Pada
Akhir Periode:
|
Persediaan Barang Dagangan
Ikhtisar R/L
|
|
xxx
-
|
-
Xxx
|
Contoh :
Dalam neraca saldo PD NUSA 30
Desember 2013, akun persediaan barang dagang seharga Rp 145.000.000,-
Data penyesuaian, harga persediaan
barang dagang akhir adalah Rp 122.500.000,-
Jurnal Penyesuaian :
Ikhtisar Laba Rugi Rp 145.000.000,-
Persediaan Barang
Dagang (Awal) Rp
145.000.000,-
Persediaan
Barang Dagang (Akhir) Rp
122.500.000,-
Ikhtisar Laba Rugi Rp
122.500.000,-
b.
Perkiraan Harga Pokok Penjualan (HPP)
Ada 2
unsur
1) Unsur
yang menambah HPP: Persediaan Barang Dagangan Awal,Pembelian,Beban Angkut
Pembelian.
2) Unsur
yang Mengurangi HPP: Persediaan Barang Dagangan Akhir, Retur Pembelian Dan
Potongan Pembelian.
AJPnya dengan
menggunakan HPP:
|
Harga Pokok Penjualan
Persediaan Barang Dagangan
Pembelian
Beban Angkut Pembelian
|
|
xxx
-
-
-
|
-
xxx
xxx
xxx
|
|
Persediaan Barang Dagangan
Retur Pembelian
Potongan Pembelian
Harga Pokok Penjualan
|
|
xxx
xxx
xxx
-
|
-
-
-
Xxx
|
Contoh :
Dalam neraca saldo PD NUSA diketahui
data sebagai berikut :
Persediaan barang dagang Rp.6.500.000,-
Pembelian Rp. 35.000.000,-
Retur pembelian Rp. 650.000,-
Beban angkut pembelian Rp.
250.000,-
Potongan pembelian Rp.200.000,-
Data penyesuaian menunjukkan
persediaan barang dagang akhir sebesar Rp. 10.000.000,-.
Jurnal Penyesuaian :
Harga Pokok Penjualan Rp
41.750.000,-
Pembelian Rp
35.000.000,-
Beban Angkut Pembelian Rp 250.000,-
Persediaan Barang
Dagang (Awal) Rp 6.500.000,-
Retur
Pembelian Rp 650.000,-
Potongan
Pembelian Rp 200.000,-
Persediaan
Barang Dagang (Akhir) Rp
10.000.000,-
Harga Pokok Penjualan Rp 10.850.000,-
- Taksiran Kerugian Piutang
Yaitu Menaksir
atau memperkirakan saldo piutang kepada para debitur yang mungkin dinyatakan
tidak dapat tertagih pada akhir periode.
AJPnya
|
Beban Kerugian Piutang
Cadangan Kerugian Piutang
|
|
xxx
-
|
-
Xxx
|
Besarnya
Taksiran kerugian piutamg berupa suatu persentase(%) dari saldo Piutang akhir
periode.
Contoh :
Tanggal 31 Desember 2013 PD MAJU memiliki piutang sebesar Rp
7.000.000,00. Perusahaan menetapkan besar kerugian
piutang adalah 10% dari total piutang.
Perhitungan :
Kerugian piutang = 10% x
Rp 7.000.000,-= Rp 700.000,-
Jurnal Penyesuaian :
Beban Kerugian Piutang Rp
700.000,-
Cadangan Kerugian Piutang Rp
700.000,-
- Pemakaian Perlengkapan
Perlengkapan
adalah bahan-bahan yang dibeli dengan maksud untuk digunkan dalam operasi
perusahaan ( tidak untuk dijual kembali).Perlengkapan adalah bahan-bahan yang
dibeli dengan maksud untuk digunakan dalam operasi perusahaan ( tidak untuk
dijual kembali). Perlengkapan biasanya didebet ke akun aktiva pada saat dibeli.
Pengakuan atas perlengkapan yang digunakan akan ditunda sampai proses
penyesuaian dilakukan,yaitu ketika dilakukan perhitungan fisik atas
perlengkapan. Selisih antara saldo akun perlengkapan(Aktiva) dengan beban perlengkapan mencerminkan
perlengkapan yang telah digunakan (beban) selama periode berjalan.
Pada waktu
terjadi transaksi pembelian perlengkapan dapat dicatat dengan 2 cara, yaitu
dicatat sebagai harta dengan mendebet perkiraan perlengkapan atau dicatat
sebagai beban dengan mendebet perkiraan beban perlengkapan.
AJP yang dibuat
akhir periode:
· Jika dicatat sebagai harta
|
Beban Perlengkapan
Perlengkapan
|
|
xxx
-
|
-
xxx
|
Dicatat sebesar
Perlengkapan yang dipakai selama periode akuntansi yang bersangkutan.
· Jika dicatat sebagai beban
|
Perlengkapan
Beban Perlengkapan
|
|
xxx
-
|
-
xxx
|
Dicatat sebesar
perlengkapan yang masih ada pada akhir periode akuntansi.
Contoh
:
Pada tanggal 1 Juni 2013, saldo akun
perlengkapan berjumlah Rp. 3.500.000,-. Pada akhir periode perlengkapan yang
tersisa berjumlah Rp. 500.00,-
Perhitungan :
Perlengkapan yang digunakan = Rp
3.500.000,- - Rp 500.000,-
=
Rp 3.000.000,-
Jurnal Penyesuaian :
Beban
Perlengkapan Rp
3.000.000,-
Perlengkapan Rp
3.000.000,-
- Beban dibayar dimuka
Yaitu
pengeluaran yang sudah terjadi dalam satu periode,tetapi merupakan beban
periode yang akan datang. Perusahaan seringkali melakukan pembayaran beban
dimuka(persekot). Artinya membayar sejumlah beban untuk beberapa waktu yang
akan datang dan kadang-kadang melampaui batas akhir periode akuntansi. Apabila
pada akhir periode akuntansi dijumpai beban-beban yang sseharusnya dibebankan
pada periode yang akan datang,maka harus dilakukan penyesuaian untuk menentukan
beban yang berstatus beban dibayar dimuka.
Jurnal yang
dibuat pada waktu terjadi transaksi pembayaran beban dapat dilakukan dengan 2
cara yaitu dicatat sebagai harta dengan mendebet perkiraan “.....dibayar
dimuka” atau dicatat sebagai beban dengan mendebet perkiraan”Beban............”
AJP yang dibuat
pada akhir periode:
· Jika dicatat
sebagai harta
|
Beban............................
..........dibayar dimuka
|
|
xxx
-
|
-
Xxx
|
-Dicatat
sebesar beban yang terpakai pada periode akuntansi yag bersangkutan
-Nama Perkiraan
dilengkapi dengan jenis beban yang dibayar
Contoh :
Pada tanggal 1 September 2013, dibayar sewa gedung sebesar
Rp. 4.800.000,- untuk masa satu tahun.
Perhitungan :
Karena dicatat sebagai harta, maka akun yang ingin
disesuaikan adalah harta. Beban
yang diakui pada periode tersebut hanya 4 bulan
1 sep s/d 31 des = 4 bulan
4/12 x Rp 4.800.000,- = Rp 1.600.000,-
Jurnal Penyesuaian :
Beban Sewa Rp
1.600.000,-
Sewa
Dibayar Dimuka Rp
1.600.000,-
· Jika dicatat
sebagai Beban
|
..........dibayar dimuka
Beban..................
|
|
xxx
-
|
-
Xxx
|
-Dicatat
sebesar beban yang belum terpakai pada periode akuntansi yang bersangkutan
-Nama perkiraan
dilengkapi dengan jenis beban yang dibayar
Perhitungan :
8/12 x Rp
4.800.000,-= Rp 3.200.000,-
Jurnal penyesuaian :
Sewa Dibayar Dimuka Rp
3.200.000,-
Beban
Sewa Rp
3.200.000,-
- Penyusutan Aktiva Tetap
Yaitu Alokasi harga perolehan
aktiva tetap kepada periode-periode akuntansi dalam masa penggunaannya. Nilai
aktiva tetap turun setiap saat sehingga setelah habis masa penggunaannya
dianggap sudah tak memberikan manfaat ekonomi lagi bagi perusahaan. Dengan kata
lain suatu aktiva tetap yang telah habis masa penggunaannya, dianggap habis
pakai sehingga merupakan kerugian sebesar harga perolehannya. Jadi penggunaan
Aktiva Tetap berwujud ini harus dibebankan pada suatu periode akuntansi.
AJP Yang dibuat:
|
Beban Penyusutan......................
Akumulasi Penyusutan................
|
|
Xxx
-
|
-
Xxx
|
-Besarnya
penyusutan dicatat berdasarkan persentase(%) penyusutan dari aktiva tetap yang
bersangkutan.
-Nama perkiraan
tersebut dilengkapi dengan nama akiva tetap yang disusutkan.
Contoh :
Sebuah
perusahaan membeli mesin dengan harga perolehan sebesar Rp 360.000.000,- .
Diperkirakan nilai residu dari mesin tersebut setelah 12 tahun dipakai adalah
sebesar Rp 60.000.000,-
Perhitungan
:
Rp 360.000.000,-- Rp
60.000.000,-= Rp 25.000.000,- per tahun
12 tahun
Jurnal penyesuaian :
Beban Penyusutan Mesin Rp
25.000.000,-
Akumulasi
Penyusutan Mesin Rp 25.000.000,-
Selain dengan persentase(%), besarnya penyusutan dapat
ditentukan pula dengan metode-metode berikut:
1) Metode Garis Lurus
Metode ini
sangat sederhana dan paling banyak digunakan. Dengan metode ini besarnnya
penyusutan periodik sama.
2) Metode Jumlah Angka
Tahun
Metode ini
termasuk metode penyusutan dipercepat,karena penyusutan periodik besarnya dari
periode ke periode semakin kecil.
3) Metode Saldo
Menurun
Dalam metode
ini penyusutan untuk setiap periode ditetapkan dengan persentase tertentu
dari nilai buku aktiva yang
bersangkutan.
4) Metode Satuan Jam
Kerja
Metode ini
besar penyusutan ditetapkan atas dasar jam kerja yang dapat tercapai dalam
periode yang bersangkutan.
5) Metode Satuan Hasil
Produksi
Metode ini
besar Penyusutan berdasarkan jumlah satuan yang dihasilkan dalam periode yang
bersangkutan.
Dari kelima metode diatas, yang lebih sering
digunakan yaitu metode garis lurus sebab metode ini lebih sederhana dan mudah
untuk digunakan.
- Beban yang masih harus dibayar
Yaitu beban
yang sudah menjadi hak perusahaan dalam suatu periode tetapi sampai akhir
periode uang belum dibayar,harus dicantumkan dalam neraca sebagai utang biaya
dan harus termasuk pula dalam perkiraan beban.
AJP yang
dibuat:
|
Beban......................
Utang ................
|
|
xxx
-
|
-
Xxx
|
Nama perkiraan
tersebut dilengkapi dengan jenis bebannya
Contoh
:
Perusahaan mempekerjakan 5 pekerja
dengan upah @Rp. 50.000,- per hari. Upah dibayarkan setiap hari Sabtu untuk
masa enam hari kerja. Pembayaran
upah terakhir dilakukan pada hari Sabtu tanggal 29 Desember 2013. Beban upah
yang masih harus dibayar pada tanggal 31 Desember 2013 adalah satu hari, yaitu
Senin, 31 Desember 2013.
Perhitungan :
5 (pekerja) x 1 (hari) x Rp 50.000,-
= Rp 250.000,-
Jurnal penyesuaian :
Beban
Gaji Rp
250.000,-
Hutang Gaji Rp
250.000,-
- Pendapatan yang masih harus
diterima
Yaitu Pendapatan
yang sudah menjadi hak perusahaan dalam suatu periode,tetapi sampai dengan
akhir periode uangnya belum diterima.
Pendapatan yang masih harus diterima disebut juga Piutang Pendapatan.
Apabila suatu
pendapatan telah menjadi hak perusahaan tetapi belum diterima pada periode yang
bersangkutan,maka pada akhir periode harus dibuat AJP Untuk mengakui jumlah
pendapatan yang belum diterima tersebut sebagai pendapatan.
AJP yang
dibuat:
|
Piutang......................
Pendapatan ................
|
|
Xxx
-
|
-
Xxx
|
Contoh
:
Pekerjaan jasa yang telah selesai
dikerjakan pada bulan Juni 2013 tetapi belum diserahkan kepada pemesan seharga
Rp 5.200.000,-
Jurnal Penyesuaian :
Piutang
Pendapatan Rp
5.200.000,-
Pendapatan Rp
5.200.000,-
- Pendapatan yang diterima dimuka
Yaitu
Pendapatan yang sudah diterima dalam suatu periode,tetapi merupakan pendapatan
untuk periode yang akan datang. Pendapatan yang diterima dimuka tidak boleh
diperhitungkan sebagai pendapatan, melainkan harus diperlakulan sebagai utang,sebab
pada hakikatnya perusahaan belum berhak atas pendapatan tersebut.
Transaksi dapat
dicatat dengan 2 cara:
· Dicatat sebagai
Utang
|
......................diterima dimuka
Pendapatan ................
|
|
xxx
-
|
-
Xxx
|
Dicatat sebesar
jangka waktu yang telah dijalani
Contoh :
Pada
tanggal 1 Mei 2013, diterima pembayaran sewa gedung sebesar Rp. 3.600.000,-
untuk masa satu tahun.
Perhitungan
:
1
mei s/d 31 des = 8 bulan
8/12
x Rp 3.600.000,- = Rp 2.400.000,-
Jurnal
Penyesuaian :
Sewa
Diterima Dimuka Rp
2.400.000,-
Pendapatan
Sewa Rp
2.400.000,-
· Dicatat sebagai
Pendapatan
|
Pendapatan................. ...
...........diterima dimuka
|
|
xxx
-
|
-
Xxx
|
Dicatat sebesar
jangka waktu yang belum dijalani
Perhitungan :
Karena dicatat sebagai akun pendapatan sewa, maka perusahaan
hanya boleh mengakui pendapatan sebesar Rp 2.400.000,- yaitu dari 1 mei sampai
dengan 31 desember, maka untuk mengisi saldo di jurnal penyesuaian
perhitungannya :
Rp 3.600.000,-- Rp
2.400.000,- = Rp 1.200.000,-
Jurnal penyesuaian :
Pendapatan Sewa Rp
1.200.000,
Sewa
Diterima Dimuka Rp
1.200.000,-
Contoh :
Neraca sisa Perusahaan Angkutan Sejahtera pada tanggal 31
Desember 2004 adalah sebagai berikut.
Neraca
Sisa
N0.
|
Nama Akun
|
Debit
|
Kredit
|
11
|
Kas
|
Rp 1.800.000
|
|
12
|
Piutang Usaha
|
Rp 1.500.000
|
|
13
|
Perlengkapan
|
Rp 500.000
|
|
14
|
Sewa Dibayar di Muka
|
Rp 2.000.000
|
|
15
|
Kendaraan
|
Rp 100.000.000
|
|
16
|
Akumulasi Penyusutan
Kendaraan
|
|
Rp 40.000.000
|
21
|
Utang Usaha
|
|
Rp 5.000.000
|
31
|
Modal H.Ahmad
|
|
Rp 50.000.000
|
32
|
Prive H.Ahmad
|
Rp 600.000
|
|
41
|
Pendapatan Angkutan
|
|
Rp 30.000.000
|
51
|
Beban Gaji
|
Rp 16.000.000
|
|
52
|
Beban Bunga
|
Rp 700.000
|
|
53
|
Beban Asuransi
|
Rp 1.800.000
|
|
54
|
Beban Lain-Lain
|
Rp 100.000
|
|
|
Total
|
Rp 125.000.000
|
Rp 125.000.000
|
Data penyesuaian :
a) Persediaan perlengkapan tanggal 31
Desember Rp 200.000,00.
b) Sewa dibayar 1 April 2004 untuk 1
tahun.
c) Kendaraan disusutkan 20% setahun.
d) Pendapatan angkutan yang masih harus diterima Rp
1.500.000,00.
e) Beban gaji karyawan yang masih harus
dibayar sebesar Rp 300.000,00.
f) Beban bunga yang masih harus dibayar
sebesar Rp 50.000,00.
g) Asuransi dibayar tanggal 1 September
2004 untuk 1 tahun.
h) Taksiran piutang tidak tertagih 2%.
Berdasarkan neraca sisa dan data penyesuaian di atas,buatlah
jurnal penyesuaian!
Jawab :
Tanggal
|
Uraian
|
Ref
|
Debit (Rp)
|
Kredit (Rp)
|
2004
|
31
|
a) Beban Perlengkapan
|
|
300.000
|
|
Desember
|
|
Perlengkapan
|
|
|
300.000
|
|
31
|
b) Beban Sewa
|
|
1.500.000
|
|
|
|
Sewa di bayar di muka
|
|
|
1.500.000
|
|
31
|
c) Beban penyusutan
kendaraan
|
|
20.000.000
|
|
|
|
Akumulasi penyusutan kendaraan
|
|
|
20.000.000
|
|
31
|
d) Piutang pendapatan
angkutan
|
|
1.500.000
|
|
|
|
Pendapatan angkutan
|
|
|
1.500.000
|
|
31
|
e) Beban gaji
|
|
300.000
|
|
|
|
Utang gaji
|
|
|
300.000
|
|
31
|
f) Beban bunga
|
|
50.000
|
|
|
|
utang bunga
|
|
|
50.000
|
|
31
|
g) Asuransi di bayar
di muka
|
|
1.200.000
|
|
|
|
Beban asuransi
|
|
|
1.200.000
|
|
31
|
h) Kerugian piutang
tidak tertagih
|
|
30.000
|
|
|
|
Cadangan piutang tidak tertagih
|
|
|
30.000
|
|
|
Total
|
|
24.880.000
|
24.880.000
|
Penjelasan
a) Perlengkapan yang sudah dipakai :
Rp 500.000,00 – Rp 200.000,00 = Rp 300.000,00
b) Sewa yang sudah menjadi beban tahun
2004 = 9 bulan ( 1 April sampai dengan 31 Desember 2004) :
9/12 x Rp 2.000.000,00 = Rp 1.500.000,00.
c) Penyusutan kendaraan 1 tahun :
20% x Rp
100.000.000,00 = Rp 20.000.000,00.
d) Pendapatan angkutan yang masih harus diterima dianggap sudah
merupakan pendapatan tetapi belum diterima pembayarannya Rp 1.500.000,00.
e) Gaji yang masih harus dibayar
merupakan utang kepada karyawan karena sebenarnya suah menjadi beban tahun
2004.
f) Bunga yang masih harus dibayar
merupakan bunga yang sudah menjadi beban tahun 2004 tetapi masih ditangguhkan
pembayarannya.
g) Asuransi yang sudah menjadi beban
tahun 2004 adalah 4 bulan terhitung 1 September sampai dengan 31 September 2004
:
4/12 x Rp 1.800.000,00 = Rp 600.000,00.
h) Taksiran piutang tidak tertagih :
2% x Rp 1.500.000,00 = Rp 30.000,00.